KISAH QARUN DENGAN NABI MUSA
Kisah Nabi Musa dengan Qarun
Qarun termasuk kaum Nabi Musa a.s.
Semula ia adalah seorang yang sangat miskin.
Suatu saat ia memohon kepada Nabi Musa agar
didoakan menjadi kaya. Dengan izin Allah, maka
Qarun beberapa waktu kemudian menjadi
kaya. Harta dan simpanannya sangat banyak.
Bahkan kunci-kunci simpanan kekayaannya
tidak dapat dibawa kecuali oleh beberapa
orang yang bertubuh kuat.
Akan tetapi, Qarun mendurhakai Nabi
Musa dan Harun, ia tidak menerima nasihat
keduanya, dan ia menyangka bahwa harta
dan kenikmatan yang didapatkannya adalah
semata-mata haknya. Tidak ada hak orang lain
termasuk fakir miskin. Ia bersikukuh bahwa ia
memperolehnya semata-mata karena kerja
keras dan ilmunya.
Sumber: Kemdikbud
Gambar 7.4 : Qarun sombong
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 143
Suatu hari, Qarun keluar ke Madinah dengan perhiasan yang gemerlap
dan perlengkapan yang banyak sambil memakai pakaian yang tampak mewah
seperti seorang raja. Ketika ia melewati berpapasan dengan orang lain, maka
sebagian mereka mendekatinya untuk memberinya nasihat dengan berkata,
“Janganlah kamu terlalu bangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang
yang terlalu membanggakan diri. Ingatlah akan negeri akhirat, dan
janganlah kamu terlena dengan gemerlap dunia.”
Mendengar nasihat itu Qarun menolaknya dengan sombong, ia
berkata,“Sesungguhnya harta itu milikku, apa urusan kalian? Aku bisa kaya
raya karena ilmu dan keahlian yang ada padaku.” Ia begitu sombongnya
dan menyatakan bahwa harta yang diperolehnya ini karena kecerdasan dan
kemampuannya, bukan karena siapa-siapa.
Suatu ketika Qarun keluar ke hadapan manusia dengan satu iring-iringan
yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya, dan segala kemewahannya
untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Saat itu, sebagian
manusia ada yang terpukau dengan kekayaan dan perhiasan Qarun, mereka
ingin sekiranya mereka mempunyai seperti yang dimiliki Qarun, tetapi orangorang
saleh di antara mereka berkata, “Janganlah kamu silau dengan harta,
pahala Allah lebih baik bagi orang yang beriman dan beramal saleh.”
Ketika Qarun terus bersikap matrialistis, sombong, dan congkak, maka Allah
membenamkan Qarun dan rumahnya ke dalam bumi, dan tidak ada seorang
pun yang mampu menolongnya. Ketika peristiwa mengerikan itu terjadi,
orang-orang yang semula ingin seperti Qarun itu, berkata, “Aduhai, benarlah
Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-
Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas
kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Wahai, tidak beruntung
orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah).”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar