HANYA 50.000 / BULAN

Selasa, 26 Januari 2016

PERJALANAN KEJAYAAN NU

Nahdlatul Ulama adl organisasi sosial keagamaan {jam’iyah diniyah islamiah} yg berhaluan Ahli Sunnah wal-Jamaah . Organisasi ini didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 oleh K.H. Hasyim Asy’ari beserta para tokoh ulama tradisional dan usahawan di Jawa Timur. Sejak awal K.H. Hasyim Asy’ari duduk sebagai pimpinan dan tokoh agama terkemuka di dalam NU. Tetapi tidak diragukan bahwa penggerak di balik berdirinya organisasi NU adl Kiai Wahab Chasbullah putra Kiai Chasbullah dari Tambakberas Jombang. Pada tahun 1924 Kiai Wahab Chasbullah mendesak gurunya K.H. Hasyim Asy’ari agar mendirikan sebuah organisasi yg mewakili kepentingan-kepentingan dunia pesantren. Namun ketika itu pendiri pondok pesantren Tebu Ireng ini K.H. Hasyim Asy’ari tidak menyetujuinya. Beliau menilai bahwa utk mendirikan organisasi semacam itu belum diperlukan. Baru setelah adanya peristiwa penyerbuan Ibn Sa’ud atas Mekah beliau berubah pikiran dan menyetujui perlunya dibentuk sebuah organisasi baru. Semangat utk merdeka dari penjajahan Belanda pada waktu itu dan sebagai reaksi defensif maraknya gerakan kaum modernis {Muhammadiyah dan kelompok modernis moderat yg aktif dalam kegiatan politik Sarekat Islam} di kalangan umat Islam yg mengancam kelangsungan tradisi ritual keagamaan khas umat islam tradisional adl yg melatarbelakangi berdirinya NU. Rapat pembentukan NU diadakan di kediaman Kiai Wahab dan dipimpin oleh Kiai Hasyim. September 1926 diadakanlah muktamar NU yg untuk pertama kalinya yg diikuti oleh beberapa tokoh. Muktamar kedua 1927 dihadiri oleh 36 cabang. Kaum muslim reformis dan modernis berlawanan dgn praktik keagamaan kaum tradisional yg kental dgn budaya lokal. Kaum puritan yg lbh ketat di antara mereka mengerahkan segala daya dan upaya utk memberantas praktik ibadah yang dicampur dgn kebudayaan lokal atau yg lbh dikenal dgn praktik ibadah yg bid’ah. Kaum reformis mempertanyakan relevansinya bertaklid kepada kitab-kitab fiqh klasik salah satu mazhab.

Kaum reformis menolak taklid dan menganjurkan kembali kepada sumber yg aslinya yaitu Alquran dan hadis yaitu dgn ijtihad para ulama yg memenuhi syarat dan sesuai dgn perkembangan zaman. Kaum reformis juga menolak konsep-konsep akidah dan tasawuf tradisional yg dalam formatnya dipengaruhi oleh filsafat Yunani pemikiran agama dan kepercayaan lainnya. Bagi banyak kalangan ulama tradisional kritikan dan serangan dari kaum reformis itu tampaknya dipandang sebagai serangan terhadap inti ajaran Islam. Pembelaan kalangan ulama tradisional terhadap tradisi-tradisi menjadi semakin ketat sebagai sebuah ciri kepribadian. Mazhab Imam Syafii merupakan inti dari tradisionalisme ini .

Ulama tradisional memilih salah satu mazhab dan mewajibkan kepada pengikutnya krn di zaman sekarang ini tidak ada orang yg mampu menerjemahkan dan menafsirkan ajaran-ajaran yg terkandung di dalam Alquran dan sunah secara menyeluruh. Di sisi lain berdirinya NU dapat dikatakan sebagai ujung perjalanan dari perkembangan gagasan-gagasan yg muncul di kalangan ulama di perempat abad ke-20. Berdirinya NU diawali dgn lahirnya Nahdlatul Tujjar yg muncul sebagai lambing gerakan ekonomi pedesaan disusul dgn munculnya Taswirul Afkar sebagai gerakan keilmuan dan kebudayaan dan Nahdlatul Wathon sebagai gerakan politik dalam bentuk pendidikan. Dengan demikian bangunan NU didukung oleh tiga pilar utama yg bertumpu pada kesadaran keagamaan. Tiga pilar pilar tersebut adl wawasan ekonomi kerakyatan; wawasan keilmuan dan sosial budaya; dan wawasan kebangsaan. NU menarik massa dgn sangat cepat bertambah banyak.

Kedekatan antara kiai panutan umat dgn masyarakatnya dan tetap memelihara tradisi di dalam masyarakat inilah yg membuat organisasi ini berkembang sangat cepat lbh cepat daripada organisasi-organisasi keagamaan yg ada di Indonesia. Setiap kiai membawa pengikutnya masing-masing yg terdiri dari keluarga-keluarga para santrinya dan penduduk desa yg biasa didatangi utk berbagai kegiatan keagamaan. Dan para santri yg telah kembali pulang ke desanya setelah belajar agama di pondok pesantren juga memiliki andil besar dalam perkembangan organisasi ini atau paling tidak memiliki andil di dalam penyebaran dakwah Islam dgn pemahaman khas NU. Pada tahun 1938 organisasi ini sudah mencapai 99 cabang di berbagai daerah. Pada tahun 1930-an anggota Nu sudah mencapai ke wilayah Kalimantan Selatan Sulawesi Selatan dan Sumatra Selatan. Kini organisasi NU menjadi organisasi terbesar di Indonesia yg tersebar di seluruh Provinsi bahkan sekarang telah berdiri cabang-cabang NU di negara-negara lain. Hubungan dgn kaum pembaru yg sangat tegang pada tahun-tahun awal berdirinya NU secara bertahap diperbaiki. Sekitar tahun 1930-an berkali-kali terlihat tanda-tanda kemauan baik dari kedua belah pihak. Pada muktamar ke-11 di Banjarmasin Kiai Hasyim Asy’ari mengajak umat Islam Indonesia agar menahan diri dari saling melontarkan kritik sektarian dan mengingatkan bahwa satu-satunya perbedaan yg sebenarnya hanyalah antara mereka yg beriman dan yg kafir.

Apa yg dikatakan oleh Kiai Hasyim Asy’ari adl tepat dan hal itu setidaknya dapat menumbuhkan rasa persatuan di kalangan umat Islam. Karena perbedaan di antara umat Islam itu sudah pasti terjadi. Yang penting perbedaan itu tidaklah menyangkut hal-hal yg mendasar . Meskipun ajakan ini ditujukan bagi kalangan sendiri tetapi mendapat respon yg positif dari kalangan pembaru.
Sehingga hubungan antara kedua belah pihak semakin lama semakin baik. Akan tetapi dalam beberapa kasus tetap saja terjadi bahkan hingga era reformasi sekarang ini. Ketegangan yg cukup besar terlihat menjelang jatuhnya pemerintahan Abdul Rahman Wahid tahun 2001. Warga NU yg mendukung Gus Dur bersitegang dgn warga Muhammadiyah yg mendukung Amin Rais. Kejadian ini sempat membuat beberapa masjid Muhammadiyah diserang oleh pendukung fanatik Gus Dur di kantong-kantong NU. Yang lbh unik lagi adl bahwa perbedaan yg selama ini terjadi telah mengakibatkan tempat ibadah keduanya tidak bisa bersatu. Kristalisasi nilai-nilai ini menjadikan masjid NU berbeda dgn masjid Muhammadiyah.

Perbedaan yg dimaksud dalam arti bahwa masjid NU tidak ditempati atau digunakan oleh warga Muhammadiyah dan sebaliknya. Jika di suatu masjid terlihat tidak ada zikiran yg panjang dan seru serta tidak ada kunut orang NU akan mengatakan bahwa itu masjid Muhammadiyah. Nampaknya kelompok reformis itu terwakili oleh organisasi Muhammadiyah. Padahal kelompok pembaru sesungguhnya tidak hanya dari kalangan Muhammadiyah masih banyak dari organisasi lain seperti Persatuan Islam Al-Irsyad dan lain-lain sejenisnya mereka termasuk dalam kelompok pembaru. Namun warga NU pada umumnya lbh mengenal Muhammadiyah. Karena organisasi tersebut memang yg lbh besar dan terbesar kedua setelah NU. Dalam perjalanannya NU pernah melibatkan diri dalam politik praktis yaitu menjadi partai politik sejak tahun 1954 . Ini sebuah kesalahan besar bagi NU. Keberadaanya di kancah perpolitikan tidak membuatnya semakin maju justru menjadi semacam komoditas politik murahan bagi kalangan politikus. Dengan pengalamannya yg pahit ini di masa Orde Baru NU memutuskan kembali menjadi organisasi sosial keagamaan dgn semangat kembali ke Khittah 26 . Sejak kembalinya orientasi NU kepada Khittah NU pada muktamar ke-27 di Situbondo Jawa Timur tahun 1984 NU berhasil melaksanakan mabadi khaira ummah melalui pendekatan sosial budaya bukan pendekatan kekuasaan-politik dgn diperhatikannya NU sebagai jam’iyyah.

Keberhasilan mempertahankan NU sebagai jam’iyyah telah memberi andil besar kepapa perkembangan pluralisme politik di kalangan NU khususnya dan di masyarakat Indonesia pada umumnya yg berarti telah menyumbang kepada praktik dasar-dasar kehidupan demokratis. Keberhasilan ini telah membangun citra NU sebagai organisasi yg cukup independent dalam menghadapi gempuran-gempuran politik dari penguasa sebagai perekat bangsa dan pengayom kelompok minoritas.

Di masa reformasi ketika kran kebebasan mendirikan organisasi politik terbuka muncul desakan dari warga NU sendiri utk kembali menjadi parpol. Tetapi belajar dari pengalaman masa lalu NU berketetapan utk mempertahankan diri sebagai organisasi sosial keagamaan konsisten dgn Khittah 1926. Masyarakat Pendukung NU Masyarakat pendukung NU sangat beragam. Di satu pihak ada kelompok ulama intelektual birokrasi politisi professional seniman dan budayawan.

Tokoh-tokoh elite merupakan tokoh-tokoh masyarakat yg sering menjadi panutan bagi masyarakat baik di desa maupun di perkotaan. Nasihat-nasihat dan saran-saran biasanya didengarkan oleh masyarakat secara umum. Kelompok inilah yang banyak memegang tampuk kepemimpinan NU di berbagai tingkatan. Selain itu yg termasuk pendukung NU bahkan pendukung terbesar adl petani buruh nelayan pengusaha kecil yg biasanya digolongkan sebagai kelompok masyarakat akar rumput yg sebagian besar di daerah pedesaan. Ciri Khas NU Ciri khas NU yg membuatnya berbeda dgn organisasi sejenis lainnya adl ajaran keagamaan NU tidak membunuh tradisi masyarakat bahkan tetap memeliharanya yg dalam bentuknya yg sekarang merupakan asimilasi antara ajaran Islam dan budaya setempat. Ciri khas yg satu ini juga lbh unik bagi warga nahdliyyin ulama merupakan maqam tertinggi krn diyakini sebagai waratsatul anbiya’.

Ulama tidak saja sebagai panutan bagi masyarakat dalam hal kehidupan keagamaan tetapi juga diikuti tindak tanduk keduniannya. Untuk sampai ke tingkat itu selain menguasai kitab-kitab salaf Alquran dan hadis harus ada pengakuan dari masyarakat secara luas. Ulama dgn kedudukan seperti itu dipandang bisa mendatangkan barakah. Kedudukan yg demikian tingginya ditandai dengan kepatuhan dan penghormatan anggota masyarakat kepada para kiai NU. Persaudaraan di kalangan nahdliyyin sangat menonjol. Catatan sejarah menunjukkan bahwa dgn nilai persaudaraan itu NU ikut secara aktif dalam membangun visi kebangsaan Indonesia yg berkarakter keindonesiaan. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan NU bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bentuk final dari perjuangan kebangsaan masyarakat Indonesia. Komitmen yang selalu dikembangkan adl komitmen kebangsaan yg religius dan berbasis Islam yg inklusif.

iri menonjol lainnya adl bahwa komunikasi di dalam NU lbh bersifat personal dan tentu sangat informal. Implikasi yg sudah berjalan lama menunjukkan bahwa performance fisik terlihat santai dan komunikasi organisasional kurang efektif. Dengan demikian kebijakan-kebijakan organisasi seringkali sulit mengikat kepada jamaah. Jamaah seringkali lbh taat kepada kiai panutannya daripada taat kepada organisasi. Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama Untuk mengetahui lbh detail tentang organisasi keagamaan ini lbh baiknya dilihat dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga NU. {Anggaran Dasar yg tertulis berikut ini berdasarkan Surat Keputusan Muktamar XXX NU Nomor /MNU-1999} Mukadimah Bismillaahirrahmaanirrahiim Bahwa agama Islam adl rahmat bagi seluruh alam di mana ajarannya mendorong kegiatan para pemeluknya utk mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.

Bahwa para ulama Ahli Sunnah wal-Jamaah Indonesia terpanggil utk melanjutkan dakwah islamiah dan melaksanakan amar makruf nahi mungkar dgn mengorganisasikan kegiatan-kegiatannya dalam satu wadah yg bernama Nahdlatul Ulama yg bertujuan utk mengamalkan ajaran Islam menurut paham Ahli Sunnah wal-Jamaah. Bahwa kemaslahatan dan kesejahteraan warga Nahdlatul Ulama menuju khaira ummah adl bagian mutlak dari kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Maka dgn rahmat Allah Subhanahu wa Taala dalam perjuangan mencapai masyarakat adil dan makmur yg menjadi cita-cita seluruh masyarakat Indonesia jam’iyah Nahdlatul Ulama berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa kemanusiaan yg adil dan beradab persatuan Indonesia kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa bagi umat Islam merupakan keparcayaan terhadap Allah Subhanahu wa Taala sebagai inti akidah Islam yg meyakini bahwa tidak ada yg berhak disembah selain Allah Subhanahu wa Taala.

Bahwa cita-cita bangsa Indonesia hanya dapat diwujudkan secara utuh apabila seluruh potensi nasional difungsikan secara baik dan Nahdlatul Ulama berkeyakinan bahwa keterlibatannya secara penuh dalam proses perjuangan dan pembangunan nasional merupakan suatu keharusan. Bahwa utk mewujudkan hubungan antarbangsa yg adil damai dan menusiawi menuntut saling pengertian dan saling membutuhkan mak Nahdlatul Ulama bertekad untuk mengembangkan ukhuwah islamiah yg mengemban kepentingan nasional. Menyadari hal-hal tersebut maka disusunlah Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama sebagai berikut. BAB INAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Jam’iyah ini bernama Nahdlatul Ulama disingkat NU. Didirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H bertepatan dgn tanggal 31 Januari 1926 M utk waktu yang tidak terbatas.

Pasal 2 Pengurus Besar Jam’iyah Nahdlatul Ulama berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia. BAB IIAQIDAH/ASAS Pasal 3 Nahdlatul Ulama sebagai Jam’iyah Diniyah islamiah beraqidah/berasas Islam menurut paham Ahli Sunnah wal-Jamaah dan menganut salah satu dari empat mashab empat Hanafi Maliki Syafii dan Hambali. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Nahdlatul Ulama berpedoman kepada Ketuhanan Yang Maha Esa kemanusiaan yg adil dan berdab persatuan Indonesia kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. BAB IIILAMBANG Pasal 4 Lambing Nahdlatul Ulama berupa gambar bola dunia yg dilingkari tali tersimpul dikitari oleh 9 bintang 5 bintang terletak melingkari di atas garis khatulistiwa yg tersebar di antaranya terletak di tengah atas sedang 4 bintang lainnya terletak melingkar di bawah khatulistiwa dgn tulisan NAHDLATUL ULAMA dalam huruf Arab yg melintang dari sebelah kanan bola dunia ke sebelah kiri; semua terlukis dgn warna putih di atas dasar hijau. BAB IVTUJUAN DAN USAHA Pasal 5 Tujuan Nahdlatul Ulama adl berlakunya ajaran Islam menurut paham Ahli Sunnah wal-Jamaah dan menganut salah satu dari mazhab empat di tengah-tengah kehidupan masyarakat di dalam wadah Negar Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 6 Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana Pasal 5 di atas maka Nahdlatul Ulama melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut. 

    Di bidang agama mengusahakan terlaksananya ajaran Islam menurut paham Ahli Sunnah wal-Jamaah dalam masyarakat dgn melaksanakan dakwah islamiah dan amar makruf nahi mungkar serta meningkatkan ukhuwah islamiah.
    Di bidang pendidikan pengajaran dan kebudayaan mengusahakan terwujudnya penyelengaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan kebudayaan yg sesuai dgn ajaran Islam utk membina manusia muslim yg takwa berbudi luhur berpengetahuan luas dan terampil serta berguna bagi agama bangsa dan negara.
    Di bidang sosial mengusahakan terwujudnya kesejahteraan rakyat dan bantuan terhadap anak yatim fakir-miskin serta anggota masyarakat yg menderita lainnya.
    Di bidang ekonomi mengusahakan terwujudnya pembangunan ekonomi dgn mengupayakan pemerataan kesempatan utk berusaha dan meni’mati hasil-hasil pembangunan dgn mengutamakan tumbuh dan berkembangnya ekonomi kerakyatan.
    Mengembangkan usaha-usaha lain yg beranfaat bagi masyarakat banyak guna terwujudnya khaira ummah. BAB VKEANGGOTAAN Pasal 7
    Keanggotaan Nahdlatul Ulama terdiri dari anggota biasa anggota luar biasa dan anggota kehormatan.
    Tiap warga negara Indonesia yg beragama Islam dan sudah aqil baligh yg menyatakan keinginannya dan sanggup menaati Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama dapat diterima menjadi anggota.
    Ketentuan menjadi anggota dan pemberhentian keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 8
    Anggota Nahdlatul Ulama berkewajiban mendukung usaha-usaha yg dijalankan Nahdlatul Ulama dan berhak utk mendapatkan manfaat dari kegiatan-kegiatan Nahdlatul Ulama.
    Ketentuan mengenai kewajiban dan hak anggota serta lain-lainnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB VISTRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI Pasal 9 Struktur organisasi Nahdlatul Ulama terdiri atas
    Pengurus Besar
    Pengurus Wilayah
    Pengurus Cabang
    Pengurus Majelis Wakil Cabang
    Pengurus Ranting Pasal 10
    Untuk melaksanakan tujuan dan usaha-usaha sebagaimana dimaksud pasal 5 dan 6 Nahdlatul Ulama membentuk perangkat organisasi yg meliputi Lembaga Lajnah dan Badan Otonom yg merupakan bagian dari kesatuan organisatoris jam’iyah Nahdlatul Ulama.
    Ketentuan pembentukan Lembaga Lajnah dan Badan Otonom diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB VIIKEPENGURUSAN Pasal 11
    Kepengurusan Nahdlatul Ulama terdiri atas Mustasar Syuriyah dan Tanfidziyah.
    Mustasyar adl penasihat.
    Syuriyah adl pemimpin tertinggi Nahdlatul Ulama.
    Tanfidziyah adl pelaksana harian.
    Tugas wewenang kewajiban dan hak Mustasyar Syuriyah dan Tanfidziyah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 12
    Masa jabatan pengurus tersebut dalam pasal 9 adl 5 tahun di semua tingkatan.
    Masa jabatan pengurus Lembaga dan Lajnah disesuaikan dgn masa jabatan pengurus Nahdlatul Ulama di tingkat masing-masing.
    Masa jabatan pengurus Badan-Badan Otonom ditentukan dalam peraturan dasar Badan Otonom yg bersangkutan. Pasal 1
    Pengurus Besar Nahdlatul Ulama terdiri atas
    Mustasyar Pengurus Besar.
    Pengurus Besar Harian Syuriyah.
    Pengurus Besar Lengkap Syuriyah.
    Pengurus Besar Harian Tandfidziyah.
    Pengurus Besar Lengkap Tandfidziyah.
    Pengurus Besar Pleno.
    Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama terdiri atas
    Mustasyar Pengurus Wilayah.
    Pengurus Wilayah Harian Syuriyah.
    Pengurus Lengkap Syuriyah.
    Pengurus Harian Tanfidziyah.
    Pengurus Wilayah Lengkap Tanfidziyah
    Pengurus Wilayah Pleno.
    Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama terdiri atas
    Mustasyar Cabang Harian Syuriyah.
    Pengurus Cabang Harian Syuriyah.
    Pengurus Cabang Lengkap Syuriyah.
    Pengurus Cabang Harian Tanfidziyah.
    Pengurus Cabang Lengkap Tanfidziyah.
    Pengurus Cabang Pleno.
    Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama terdiri atas
    Mustasyar Pengurus Majelis Wakil Cabang.
    Pengurus Majelis Wakil Cabang Harian Syuriyah.
    Pengurus Majelis Wakil Cabang harian Tanfidziyah.
    Pengurus Majelis Wakil Cabang Pleno.
    Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama terdiri atas
    Pengurus Ranting Syuriyah.
    Pengurus Ranting Tanfidziyah.
    Pengurus Ranting Pleno.
Ketentuan mengenai susunan dan komposisi pengurus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.


KISAH QARUN DENGAN NABI MUSA

Kisah Nabi Musa dengan Qarun
Qarun termasuk kaum Nabi Musa a.s.
Semula ia adalah seorang yang sangat miskin.
Suatu saat ia memohon kepada Nabi Musa agar
didoakan menjadi kaya. Dengan izin Allah, maka
Qarun beberapa waktu kemudian menjadi
kaya. Harta dan simpanannya sangat banyak.
Bahkan kunci-kunci simpanan kekayaannya
tidak dapat dibawa kecuali oleh beberapa
orang yang bertubuh kuat.
Akan tetapi, Qarun mendurhakai Nabi
Musa dan Harun, ia tidak menerima nasihat
keduanya, dan ia menyangka bahwa harta
dan kenikmatan yang didapatkannya adalah
semata-mata haknya. Tidak ada hak orang lain
termasuk fakir miskin. Ia bersikukuh bahwa ia
memperolehnya semata-mata karena kerja
keras dan ilmunya.
Sumber: Kemdikbud
Gambar 7.4 : Qarun sombong
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 143
Suatu hari, Qarun keluar ke Madinah dengan perhiasan yang gemerlap
dan perlengkapan yang banyak sambil memakai pakaian yang tampak mewah
seperti seorang raja. Ketika ia melewati berpapasan dengan orang lain, maka
sebagian mereka mendekatinya untuk memberinya nasihat dengan berkata,
“Janganlah kamu terlalu bangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang
yang terlalu membanggakan diri. Ingatlah akan negeri akhirat, dan
janganlah kamu terlena dengan gemerlap dunia.”
Mendengar nasihat itu Qarun menolaknya dengan sombong, ia
berkata,“Sesungguhnya harta itu milikku, apa urusan kalian? Aku bisa kaya
raya karena ilmu dan keahlian yang ada padaku.” Ia begitu sombongnya
dan menyatakan bahwa harta yang diperolehnya ini karena kecerdasan dan
kemampuannya, bukan karena siapa-siapa.
Suatu ketika Qarun keluar ke hadapan manusia dengan satu iring-iringan
yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya, dan segala kemewahannya
untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Saat itu, sebagian
manusia ada yang terpukau dengan kekayaan dan perhiasan Qarun, mereka
ingin sekiranya mereka mempunyai seperti yang dimiliki Qarun, tetapi orangorang
saleh di antara mereka berkata, “Janganlah kamu silau dengan harta,
pahala Allah lebih baik bagi orang yang beriman dan beramal saleh.”
Ketika Qarun terus bersikap matrialistis, sombong, dan congkak, maka Allah
membenamkan Qarun dan rumahnya ke dalam bumi, dan tidak ada seorang
pun yang mampu menolongnya. Ketika peristiwa mengerikan itu terjadi,
orang-orang yang semula ingin seperti Qarun itu, berkata, “Aduhai, benarlah
Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-
Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas
kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Wahai, tidak beruntung
orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah).”
RASUL ULUL AZMI

Para rasul ulul azmi diberikan mu’jizat (kemampuan luar biasa) oleh
Allah agar umatnya percaya bahwa dirinya adalah seorang rasul pilihan
Allah Swt. Adapun mu’jizat yang diberikan oleh Allah kepada para nabi
Ulul Azmi adalah:
a. Nabi Nuh a.s.
Nabi Nuh a.s. diberi mu’jizat oleh Allah dapat membuat perahu yang
sangat besar yang dapat memuat semua umatnya yang beriman
kepada Allah dan semua jenis hewan yang hidup pada zaman tersebut
sepasang-sepasang.
b. Nabi Ibrahim a.s.
Mu’jizat yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim a.s. adalah
tidak terbakar oleh api ketika dibakar oleh Raja Namrudz.
c. Nabi Musa a.s.
Mu’jizat yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa a.s. adalah
tongkatnya dapat berubah menjadi ular raksasa, tangannya dapat
mengeluarkan cahaya ketika diminta bukti atas kerasulannya, serta
dapat membelah laut Merah menjadi jalan ketika dikejar oleh raja
Fir’aun dan bala tentaranya.
d. Nabi Isa a.s.
Mu’jizat yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Isa as. adalah dapat
mengobati berbagai macam penyakit yang sulit disembuhkan,
membuat burung dari tanah, dan dapat menghidupkan orang yang
sudah meninggal walaupun sebentar.
e. Nabi Muhammad saw.
Mu’jizat yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw.
adalah terbelahnya bulan menjadi dua walaupun hanya tampaknya,
dapat mengeluarkan air dari celah-celah jarinya, al-Qur’ān sebagai kitab
yang paling lengkap dan sempurna serta selalu dijaga kemurniaannya
sampai akhir zaman serta peristiwa isra’ mi’raj dari Masjidil Haram
sampai Sidratul Muntaha.
SIFAT RASUL ALLAH :
sifat-sifat tersebut adalah:
1) Sifat wajib
Sifat wajib bagi rasul ada empat yaitu:
a) Sidiq artinya berkata benar. Apapun yang dikatakan oleh rasul
merupakan kebenaran. Tidak ada yang salah sama sekali.
b) Amanah artinya dapat dipercaya. Seorang rasul sangat dapat
dipercaya oleh umatnya. Para rasul adalah manusia yang jujur
dan dapat dipercaya.
c) Tablig artinya menyampaikan. Seorang rasul adalah manusia
pilihan Allah yang menyampaikan wahyu yang telah diterima
kepada umatnya. Wahyu dari Allah tersebut disampaikan
oleh para rasul apa adanya, tidak ditambah maupun dikurangi
sedikitpun.
d) Fatanah artinya cerdas. Seorang rasul adalah manusia pilihan
Allah yang cerdas, tidak pelupa, dan tidak pikun.
2) Sifat mustahil
Adapun sifat mustahil bagi rasul ada empat yaitu:
a) Kazib artinya dusta. Seorang rasul tidak mungkin berkata
dusta dalam kehidupan sehari-harinya baik di lingkungan
keluarga, masyarakat, apalagi di depan umatnya.
b) Khianat artinya tak dapat dipercaya. Seorang rasul tidak
mungkin mengkhianati umatnya.
c) Kitman artinya menyembunyikan. Seorang rasul tidak
mungkin menyembunyikan walaupun sedikit dari wahyu yang
telah diterimanya.
d) Baladah artinya bodoh. Seorang rasul tidak mungkin bersifat
bodoh. Jika seorang rasul bersifat bodoh, pasti akan diatur
dan dipermainkan oleh umatnya.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 127
3) Sifat Jaiz
Adapun sifat jaiznya para rasul adalah Aradul Basyariyah yaitu
bersifat dan berperilaku sebagaimana kebiasaan manusia pada
umumnya, seperti makan, minum, haus, lapar, letih, dan lain
sebagainya.
SOAL AGAMA KELAS 8:

1. Khalifah pertama Bani Umayyah adalah....
a. Abdul Malik bin Marwan
b. Walid bin Abdul Malik
c. Muawiyah bin Abu Sofyan
d. Umar bin Abdul Aziz
2. Pemerintahan Bani Umayyah dibagi menjadi dua periode, yaitu
periode....
a. Damaskus dan Toledo
b. Damaskus dan Cordoba
c. Madinah dan Andalusia
d. Madinah dan Cordoba
3. Masa kejayaan Bani Umayyah terwujud ketika dipimpin oleh....
a. Muawiyah bin Abu Sofyan
b. Walid bin Abdul Malik
c. Abdul Malik bin Marwan
d. Hisyam bin Abdul Malik
4. Cendikiawan Islam dibidang ilmu tafsir adalah....
a. Ibnu Abbas
b. Ibnu Sina
c. Ibnu Sahal
d. Ibnu Rusyd
5. Perhatikan pernyataan dibawah ini:
1) Kehidupan yang serba mewah bagi keluarga istana.
2) Munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abas
ibn Abd al-Muthalib.
3) Pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia
Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam.
4) Semangat yang tinggi dalam persatuan dan kesatuan dalam bela
negara.
5) Banyak memberikan bantuan kepada fakir miskin.
Yang merupakan penyebab runtuhnya Bani Umayyah....
a. 1, 2 dan 3
b. 2, 3 dan 4
c. 3, 4 dan 5
d. 1, 2 dan 4
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 99
6. Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaannya sendiri. Hal ini tercantum dalam Qs.....
a. Al An’am ayat 165
b. Ar Ra’du ayat 11
c. Al Baqarah ayat 11
d. Al Anfal ayat 30
7. Panglima perang Bani Umayyah yang namanya diabadikan menjadi
nama sebuah selat yaitu:
a. Abdul Malik bin Marwan
b. Umar bin Abdul Aziz
c. Thariq bin ziyad
d. Walid bin Abdul Malik
8. Khalifah Bani Umayyah yang bergelar Al Faruq II adalah....
a. Abdul Malik bin Marwan
b. Umar bin Abdul Aziz
c. Yazid bin Muawiyah
d. Walid bin Abdul Malik
9. Kota yang terkenal dengan julukan kota seribu malam adalah....
a. Mekah
b. Madinah
c. Bagdad
d. Yunani
10. Pada masa Walid bin Abdul Malik dibangun sebuah Masjid Damaskus
hasil karya arsitek terkenal yang bernama....
a. Abu Ubaidah bin Jarrah
b. Uqbah bin Nafi
c. Sa’id bin Musayyad
d. Rabi’ah Ar-Ra’iy
B. Kerjakan Soal-Soal berikut ini !
1. Bagaimana penyebaran agama Islam pada masa Daulah Umayyah?
2. Di manakah pusat pemerintahan Daulah Umayyah!
3. Sebutkan lima khalifah pada masa Bani Umayyah!
4. Sebutkan 3 tokoh cendikiawan muslim di bidang ilmu qira’at pada masa
Bani Umayyah!
5. Sebutkan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Bani Umayyah!
100 Kelas VIII SMP/MTs
C. Tugas
1. Tulislah biografi salah satu tokoh cendekiawan atau ilmuwan muslim
pada masa Daulah Umayyah!
2. Kemajuan peradaban Islam diwarnai oleh dua hal, yaitu dalam hal
pemerintahan dan penrkembangan ilmu pengetahuan. Diskusikan
mana di antara dua hal tersebut yang paling berpengaruh?
Diskusikan masalah tersebut dengan kelompok kalian masing-masing !
3. Carilah data dan informasi dari tingkat kerajinan teman-teman di kelas
kalian dalam mengunjungi perpustakaan. Data dan informasi itu untuk
membuktikan apakah kunjungan ke perpustakaan itu berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan dan wawasan?
AL ZAHRAWI (ABULCASISI)

 



Al-Zahrawi (936 M – 1013 M)
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas al-Zahrawi dilahirkan di Zahra, yang terletak
di sekitar Cordoba, Spanyol pada tahun 926 M. Beliau dikenal di Barat sebagai
Abulcasis. Beliau adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa
Islam abad Pertengahan. Al-Qasim adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah
Al-Hakam II dari kekhalifahan Umayyah. Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif,
yaitu kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid.
Al-Tasrif berisi berbagai topik
mengenai kedokteran, termasuk di
antaranya tentang gigi dan kelahiran
anak. Buku ini diterjemahkan
ke bahasa Lat in oleh Gerardo
dari Cremona pada abad ke-12. Selama
lima abad Eropa pertengahan, buku
ini menjadi sumber utama dalam
pengetahuan bidang kedokteran di
Eropa.
Dalam kitab yang diwariskannya
bagi peradaban dunia itu, Al-Zahrawi
secara rinci dan lugas mengupas tentang
ilmu bedah, orthopedi, opththalmol
ogi,farmakologi,serta ilmu kedokteran
secara umum. Ia juga mengupas tentang
kosmetika. Al-Zahrawi pun ternyata begitu
berjasa dalam bidang kosmetika. Sederet produk kosmetika seperti deodoran,
hand lotion, pewarna rambut yang berkembang hingga kini merupakan hasil
karya Al-Zahrawi.
Popularitas Al-Zahrawi sebagai dokter bedah yang andal menyebar hingga
ke seluruh Eropa. Tak heran, bila kemudian pasien dan anak muda yang ingin
belajar ilmu kedokteran dari Abulcasis berdatangan dari berbagai penjuru
Sumber: Kemdikbud
Gambar 5.4 : Al Zahrawi
96 Kelas VIII SMP/MTs
Eropa. Menurut Will Durant, pada masa itu Cordoba menjadi tempat favorit
bagi orang-orang Eropa yang ingin menjalani operasi bedah. Di puncak
kejayaannya, Cordoba memiliki tak kurang 50 rumah sakit yang menawarkan
pelayanan yang prima.
Dalam menjalankan praktik kedokterannya, Al-Zahrawi menekankan
pentingnya observasi tertutup dalam kasus-kasus individual. Hal itu dilakukan
untuk tercapainya diagnosis yang akurat serta kemungkinan pelayanan
yang terbaik. Al-Zahrawi pun selalu mengingatkan agar para dokter untuk
berpegang pada norma dan kode etik kedokteran, yakni tidak menggunakan
profesi dokter hanya untuk meraup keuntungan materi.
Menurut Al-Zahrawi profesi dokter bedah tak bisa dilakukan sembarang
orang. Pada masa itu, dia kerap mengingatkan agar masyarakat tak melakukan
operasi bedah kepada dokter atau dukun yang mengaku-ngaku memiliki
keahlian operasi bedah. Hanya dokter yang memiliki keahlian dan bersertifikat
saja yang boleh melakukan operasi bedah. Mungkin karena itulah di era
modern ini muncul istilah dokter spesialis bedah (surgeon).
Kehebatan dan profesionalitas Al-Zahrawi sebagai seorang ahli bedah
diakui para dokter di Eropa. ‘’Tak diragukan lagi, Al-Zahrawi adalah kepala
dari seluruh ahli bedah,’‘ ucap Pietro Argallata. Kitab Al-Tasrif yang ditulisnya
lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard of Cremona pada abad
ke-12 M. Kitab itu juga dilengkapi dengan ilustrasi. Kitab itu menjadi rujukan
dan buku resmi sekolah kedokteran dan para dokter serta ahli bedah Eropa
selama lima abad lamanya pada periode abad pertengahan.
Sosok dan pemikiran Al-Zahrawi begitu dikagumi para dokter serta
mahasiswa kedokteran di Eropa. Pada abad ke-14 M, seorang ahli bedah
Prancis bernama Guy de Chauliac mengutip Al-Tasrif hampir lebih dari 200
kali. Kitab Al-Tasrif terus menjadi pegangan para dokter di Eropa hingga
terciptanya era Renaissance. Hingga abad ke- 16 M, ahli bedah berkebangsaan
Prancis, Jaques Delechamps (1513 M – 1588 M) masih menjadikan Al-Tasrif
sebagai rujukan.
Al-Zahrawi tutup usia di kota Cordoba pada tahun 1013 M, dua tahun setelah
tanah kelahirannya dijarah dan dihancurkan. Meski Corboba kini bukan lagi
menjadi kota bagi umat Islam, namun namanya masih diabadikan menjadi
nama jalan kehormatan yakni ‘Calle Albucasis’. Di jalan itu terdapat rumah
nomor 6 yakni rumah tempat Al-Zahrawi tinggal. Kini rumah itu menjadi cagar
budaya yang dilindungi Badan Kepariwisataan Spanyol.