HANYA 50.000 / BULAN

Minggu, 28 Februari 2016

SUMPAH PEMUDA

Sejarah Awal Seumpah Pemuda
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. 

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.

Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan   Arab. Johanna Masdani Tumbuan termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua, Oktober 1928 dan turut serta mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berlangsung di sebuah gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya no. 106 Jakarta Pusat.
Johanna Masdani Tumbuan menjadi seorang saksi sejarah detik-detik Proklamasi Indonesia yang dilakukan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945. Johanna Masdani Tumbuan juga ikut serta menyusun konsep pembangunan Tugu Proklamasi yang sederhana di depan rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur (kini Jl. Proklamasi) no. 56, Jakarta. Tugu ini kemudian dibongkar oleh Bung Karno, namun dibangun kembali pada tahun 1980-an.



Peristiwa Sumpah Pemuda
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua :


Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.


Hikmah dari Sumpah Pemuda
Semangat untuk bersatu dalam keberagaman tertuang dalam ikrar; bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan berbahasa satu bahasa Indonesia. Kemerdekaan yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 adalah titik kulminasi semangat perjuangan bangsa Indonesia umumnya dan generasi muda pada umumnya.
5 butir hikmah semangat Hari Sumpah Pemuda yang dapat kita petik bersama khususnya oleh siswa dan mahasiswa adalah :

1.Semangat belajar

Siswa dan mahasiswa tugasnya untuk belajar di lembaga masing-masing. Oleh sebab itu meningkatkan semangat belajar berarti mewujudkan semangat sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannnya adalah untuk mewujudkan prestasi belajar yang memuaskan.

2.Semangat kebersamaan

Nilai sosial dari peringatan sumpah pemuda adalah membangun dan memelihara kebersamaan di antara sesama siswa maupun sesama mahasiswa. Semangat kebersamaan ini akan mereduksi kasus tawuran antar siswa/mahasiswa. Ini perlaku yang harus dihindarkan karena merusak silaturrahmi, merusak sarana dan fasilitas yang dibangun dengan dana yang tak sedikit.

3.Semangat berpikir kritis

Berpikir kritis itu penting bagi setiap siswa/mahasiswa. Ini perwujudan dari proses berpikir positif untuk mencipta atau membangun sesuatu yang berguna bagi kemaslahatan orang banyak. Prestasi belajar siswa/mahasiswa di berbagai disiplin ilmu secara nasional dan regional adalah hasil belajar dengan menerapkan semangat berpikir kritis.

4.Semangat sosial dan budaya      

Indonesia memiliki kultur budaya dan sosial yang beragam. Namun demikian tetap satu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Budaya lokal yang ada di tempat sekolah masing-masing dikembangkan sehingga menjadi khasanah milik bangsa Indonesia sendiri. Mencintai produksi dalam negeri merupakan salah satu contoh implementasi semangat sosial dan budaya.

5.Semangat beribadah

Siswa/mahasiswa yang cerdas dan pintar perlu dibarengi dengan semangat beribadah yang kuat. Prestasi belajar dan semua yang diraih tergantung pada doa dan usaha seseorang. Oleh sebab itu taat beribadah merupakan penerapan semangat sumpah pemuda untuk mewujudkan niat dan cita-cita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar